Jumat, 19 Oktober 2012

Ciri-ciri superkelas Tetrapoda


SUPERKELAS TETRAPODA
Quadrupeda (atau Tetrapoda) adalah nama umum yang diberikan untuk hewan vertebrata yang hidup di darat. Amfibia, reptilia, burung dan mamalia termasuk dalam kelompok ini. Anggapan teori evolusi berkenaan dengan tetrapoda adalah bahwa makhluk ini berevolusi dari ikan yang hidup di laut.

Tetrapoda merupakan Gnathostomata dengan anggota tubuh berpasangan masing-masing dengan lima jari, kepala mempunyai leher dan dapat bergerak bebas kecuali pada Amphibia.
Kelompok hewan ini juga memiliki lubang hidung dalam yang terbuka ke arah rongga mulut, ke arah rongga mulut, respirasi terutama melalui paru-paru, memiliki satu kantung alantois terdapat pada amphibia dewasa sedangkan pada reptilia, aves dan mamalia terdapat pada saat embrio.
Kebanyakan hidup di darat dan beberapa jenis menggunakan air sebagai tempat hidup sekunder. Tubuh ditutupi oleh kulit lembab (amphibia), sisik epidermis (reptilia), bulu (aves), atau rambut (mamalia).

Tetrapoda merupakan peralihan dari ikan (hewan air) menjadi hewan darat. Perubahan yang terjadi pada anggota Tetrapoda antara lain adalah tereduksinya sirip dan kemudian termodifikasi menjadi tungkai. Amphibia merupakan kelompok hewan pertama dari Tetrapoda yang memulai kehidupan di darat, meski tidak sepenuhnya bisa bertahan hidup tanpa air. Selanjutnya, kelompok hewan Tetrapoda yang muncul ke darat adalah Anthracosauria. Kelompok hewan ini sepenuhnya dapat bertahan hidup di darat dengan melakukan adaptasi di antaranya adalah integument yang termodifikasi untuk kehidupan darat dan adanya mekanisme pengurangan hilangnya air dari tubuh.

Hampir semua hewan yang termasuk superkelas ini mempunyai dua pasang anggota gerak. Ada beberapa jenis yang tidak mempunyai anggota gerak seperti ular.
Ciri-ciri superkelas tetrapoda:
  1. Ujung anterior dari nervecord membentuk otak
  2. Endoskleton, berkembang membentuk : cranium, rahang, columna vertebralis
  3. Memiliki extremitas librae (anggota badan bebas)
  4. Organ – organ sensori berpusat di kepala
  5. Terdapat pharyngeal gillss → berkembang : sistem respirasi 

Senin, 14 Mei 2012

Contoh spesies-spesies dari famili Rutaceae

2.1 Ciri-ciri family:
Suku jeruk-jerukan termasuk ke dalam tanaman berkayu yang selalu hijau dimana ukurannya sangat bervariasi mulai dari ukuran kecil, sedang, dan pohon besar. Tanaman ini tingginya dapat mencapai enam meter dan distribusinya tersebar di daerah beriklim tropis dan subtropis. Tanaman ini mempunyai akar tunggang dan akar lateral yang kuat dan dalamnya dapat bersimbiosis dengan jamur mikoriza, terutama dalam penyerapan unsur fosfat.
Daun jeruk secara keseluruhan memilki panjang 4-15 cm. Bentuk daun sangat bervariasi mulai dari bentuk daun yang elips hingga bulat, panjang atau pendeknya petiolus, bentuk sayap pada petiolus, dan bentuk tepi daun. Bentuk daun yang bervariasi dapat digunakan sebagai tanda spesifik pada jeruk. Variasi yang digunakan sebagai contoh yaitu petiolus pendek (jeruk manis dan jeruk pamelo), petiolus panjang (jeruk purut), dan tanpa petiolus (jeruk siem dan jeruk keprok). Daun jeruk memilki aroma spesifik karena mengandung minyak atsiri. Adanya aroma spesifik daun dapat juga digunakan sebagai pembeda. Aroma spesifik contohnya pada daun jeruk limau dimana aromanya sangat berbeda dibandingkan daun jeruk manis dan jeruk keprok. Minyak atsiri pada daun jeruk terdiri dari banyak sekali metabolit sekunder contohnya pada daun jeruk nipis yang mengandung sinerfin, H-methyltyramine, flavonoid, ponsirin, herperidine, rhoifolin, naringin, limonene, dan linalool. Bunga jeruk merupakan bunga tunggal, dengan mahkota bunga berwarna putih. Termasuk bunga hermafrodit dimana terdapat putik dan benang sari. Simetris bunga bervariasi dapat berupa aktinomorf atau zigomorf. Bunga pada jeruk memiliki benang sari yang banyak. Jumlah lingkaran benang sari sama dengan jumlah lingkaran mahkota bunga. Kepala sari menghadap ke dalam beruang dua, dan membuka dengan celah membujur. Bakal buah pada jeruk letaknya superus dengan banyak ruang. Aroma bunga harum sehingga menarik lebah. Tanaman dapat berbunga sepanjang tahun apabila kondisi ekoseistemnya memenuhi persyaratan perbungaan. Pada umumnya jeruk berbunga setelah mengalami musim kering tiga sampai empat bulan, yakni bulan oktober sampai desember.
Buah jeruk termasuk variasi buah buni. Kulit buahnya memiliki tiga lapisan.Lapisan luar disebut flavedo, yang mula-mula berwarna hijau tetapi bila buah masak warnanya berubah menjadi kuning atau jingga dimana mengandung banyak minyak atsiri. Lapisan tengah disebut albedo, yang bersifat seperti spons terdiri atas jaringan bunga karang yang biasanya berwarna putih. Lapisan dalamnya bersekat sehingga membentuk ruang dalam ruangnya terdapat gelembung-gelembung yang berisi air dan bijinya terdapat bebas diantara gelembung-gelembung ini.
2. Daerah persebaran
Suku jeruk-jerukan atau famili rutaceae tumbuh di daerah tropis dan sub tropis. Masing-masing spesies dari famili ini juga dibudidayakan,karena manfaat dari masing-masing spesies cukup banyak. Salah satunya menyembuhkan berbagai macam penyakit seperti amandel,influenza,menurunkan kolesterol dll.
Macam-macam spesies dari famili Rutaceae yang ada di NTT
1. Jeruk Keprok

Klasifikasi

Kingdom: Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi: Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rutales
Famili : Rutaseae
Genus : Citrus
Spesies : Citrus nobilis Lour.


Deskripsi
Tinggi tanaman sekitar 3,5 sampai 4 m. Bentuk tajuk kerucut terbalik dengan lebar 2,5 m. Bentuk batang bulat berlekuk tidak berduri dan berwarna cokelat. Tanaman jeruk keprok Garut memiliki bentuk daun lonjong bergelombang dan tepi bergerigi. Daun bagian atas berwarna hijau tua dan daun bagian bawah berwarna hijau muda mengkilat. Lebar daun 3,5 – 5 cm dan panjang daun 8 – 11 cm. Buah berbentuk bulat agak gepeng, bagian ujung menjorok ke dalam, dan bagian pangkal terdapat puting. Tebal kulit buah 3 – 5 mm, berpori-pori nyata serta berwarna hijau saat buah muda dan berwarna hijau kekuningan saat buah matang. Sementara itu, daging buah berwarna kuning atau orange dengan aroma buah harum khas keprok garut dan rasa yang manis segar (Keputusan Menteri Pertanian, 1999).
Daerah persebaran
Jeruk ini cocok ditanam didaratan tinggi antara 800-1200 meter diatas permukaan laut.
Jeruk keprok SoE pertama dikembangkan di desa Tobu, Kecamatan Molo Utara, Kabupaten TTS Provinsi NTT. Pengembangan selanjutnya di beberapa kabupaten yaitu TTS, TTU, Manggarai, Alor dan Kupang.
Manfaat
Jeruk keprok mempunyai manfaat untuk pertahanan tubuh, melawan penyakit kanker, memerangi infeksi firal, menurunkan tingkat kolesterol dan tekanan darah, dapat menguatkan dan memberikan gizi pada paru-paru, memperbaiki limpa, membantu menghentikan batuk dan mengeluarkan dahak. Selain itu juga bermanfaat untuk menghentikan pendarahan, memperkuat dan mengaktifkan permeabilitas kapiler darah, menurunkan suhu badan dan menenangkan pikiran serta membantu mematikan bakteri/jamur.
2.Jeruk Nipis



Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Rosidae
Ordo: Sapindales
Famili: Rutaceae (suku jeruk-jerukan)
Genus: Citrus
Spesies: Citrus aurantifolia (Christm.) Swing


Deskripsi
Jeruk nipis (Citrus aurantifolia) termasuk salah satu jenis citrus Geruk. Jeruk nipis termasuk jenis tumbuhan perdu yang banyak memiliki dahan dan ranting. Batang pohonnya berkayu ulet dan keras. Sedang permukaan kulit luarnya berwarna tua dan kusam. Tanaman jeruk nipis pada umur 2 1/2 tahun sudah mulai berbuah. Bunganya berukuran kecil-kecil berwama putih dan buahnya berbentuk bulat sebesar bola pingpong berwarna (kulit luar) hijau atau kekuning-kuningan. Buah jeruk nipis yang sudah tua rasanya asam. Tanaman jeruk umumnya menyukai tempat-tempat yang dapat memperoleh sinar matahari langsung. 1. Syarat Tumbuh a. Iklim Ketinggian tempat : 200 m – 1.300 m di atas permukaan laut Curah hujan tahunan : 1.000 mm – 1.500 mm/tahun Bulan basah (di atas 100 mm/bulan): 5 bulan – 12 bulan Bulan kering (di bawah 60 mm/bulan): 0 bulan – 6 bulan Suhu udara : 200 C – 300 C Kelembapan : sedang – tinggi Penyinaran : sedang b. Tanah Jenis : latosol, aluvial, andosol. Tekstur : lempung berpasir lempung dan lempung liat Drainase : baik Kedalaman air tanah : 40 cm – 170 cm dari permukaan tanah Kedalaman perakaran : di bawah 40 cm dari permukaan tanah Kemasaman (pH) : 4 – 9 Kesuburan : sedang – tinggi 2.
Jeruk Nipis bisa dimanfaatkan sebagai obat untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit seperti : Amandel, Malaria, Ambeien, Sesak Nafas, Influenza, Batuk; Sakit panas, Sembelit, Terlambat haid, perut mules saat haid; Disentri, Perut Mulas, Perut Mual, Lelah, Bau badan, Keriput wajah.



Daerah persebaran:
Jeruk nipis tumbuh pada ketinggian tempat 200 m – 1300 m di atas permukaan laut, curah hujan tahunan 1.000 mm – 1.500 mm/tahun, suhu udara 20oC – 30oC, kelembaban sedang-tinggi, penyinaran sedang
3Jeruk Purut

Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Sapindales
Famili : Rutaceae (suku jeruk-jerukan)
Genus : Citrus
Spesies : Citrus hystrix Dc

Deskripsi
Pohonnya rendah atau perdu, namun bila dibiarkan tumbuh alami dapat mencapai ketinggian 12 m. Batang yang tua berbentuk hijau tua, berbentuk bulat, polos, atau berbintik-bintik. Tata letak tajuk tanaman tidak beraturan dan cabang-cabangnya rapat. Dahan dan ranting-rantingnya bersudut tajam, berwarna hijau tua, berbintik-bintik, dan berduri di ketiak daun. Duri-durinya pendek, kaku, hitam, ujungnya coklat, dan panjangnya 0,2 cm – 1,0 cm.Letak daun Jeruk purut terpencar atau silih berganti dan bertangkai agak panjang serta bersayap lebar. Bentuk daun terbagi dua bulat telur, ujungnya tumpul, berbau sedap, mengkilap, dan berwarna hijau kekuning-kuningan.Tanaman Jeruk purut berbunga majemuk. Bernard T. (2005) menyebutkan daun Jeruk purut memiliki panjang 8-12 cm dan lebar 3-5 cm. Bunganya terletak di ketiak daun atau di ujung tangkai, tajuk bunga berjumlah 4-5 lembar, dan benang sari berjumlah 24 – 30 helai. Buah Jeruk purut berbentuk bulat sampai bundar, ukurannya kecil, kulit buah tidak rata, rasanya asam dan berbau sedap.

Kegunaan
Jeruk purut merupakan buah yang dikenal luas oleh masyarakat Indonesia, dan memiliki banyak kegunaan. Baik daun maupun buahnya banyak dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Bagian daun biasanya digunakan untuk mengatasi badan letih dan lelah sehabis sakit berat dan juga untuk penyedap masakan. Sedangkan kulit buah Jeruk purut digunakan sebagai obat bisul, panas dalam, radang kulit, radang payudara, kulit bersisik dan kulit mengelupas (Setiawan, 2000). Buah jeruk purut juga sering digunakan dalam pengobatan magik (Setiadi dan Parmin, 2007) juga untuk mengatasi influenza, badan terasa lelah, dan rambut kepala yang bau (mewangikan rambut) (Setiawan Dalimartha, 2005). Selain itu kulit buah jeruk purut digunakan untuk penyedap masakan, pembuatan kue dan dibuat manisan (Setiadi dan Parmin, 2004), dan sebagai stimultan (Setiawan Dalimartha, 2005).Efek farmakologik Jeruk purut diantaranya anti-spasmodik dan anti-septik (Arief Hariana,2007).

Daerah Asal dan Penyebaran
Nicolai Ivanovich,ahli botani Soviet , memastikan bahwa tanaman jeruk purut berasal dari kawasan Indo-Malaya yang mencangkup Indo-China , Malaysia, Indonesia, dan Filipina (Asia Tenggara).Penyebaran tanaman Jeruk purut ke berbagai negara di dunia telah berlangsung ratusan tahun yang lalu. Di Indonesia, tanaman Jeruk purut banyak ditanam di berbagai daerah, baik sebagai tanaman pengisi lahan kebun (tegalan) maupun di halaman rumah (Rahmat Rukmana, 2003).

4. Jeruk Besar




Klasifikasi

Kerajaan: Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Magnoliopsida

Ordo: Sapindales

Famili: Rutaceae

Genus: Citrus

Spesies: C. grandis




Deskripsi
Pohon, tinggi 5 - 15 m, percabangan rendah dan menyebar, berduri (dari hasil perbanyakan biji) atau tidak berduri (hasil perbanyakan vegetatif). Daun bundar telur sampai jorong, panjang 5 - 20 cm dan lebar 2 - 12 cm, terdapat bercak-bercak kelenjar minyak, pangkal membundar sampai agak menjantung, tepi rata sampai bergerigi, ujung runcing menumpul, tangkai daun bersayap melebar, sayap berbentuk jantung terbalik. Perbungaan aksiler, dengan satu atau beberapa bunga yang mengelompok. Bunga besar, pentamerus, berbulu; daun mahkota putih krem, benang sari 20 - 35. Buah hesperidium, agak bulat, bergaris tengah 10 - 30 cm, kuning kehijauan dengan bercak-bercak kelenjar yang padat, kulit tebal, bagian vesikula merah jingga, rasa manis, berbiji beberapa. Biji besar dan kekuningan.

Daerah penyebaran

Asal-usul Jeruk Besar belum dapat dipastikan. Ada yang menganggap berasal dari kawasan Malesia. Jeruk Besar telah tersebar sampai Indo-Cina, Cina bagian selatan dan bagian selatan Jepang dan kearah barat sampai India, Eropa dan Amerika tropik. Namun Jeruk Cikoneng ini daerah persebarannya sangat terbatas hanya di daerah Kabupaten Sumedang dan sekitarnya.

Manfaat tumbuhan

Jeruk Cikoneng mempunyai rasa yang khas dan manis. Buah jeruk ini selain dimakan segar sebagai buah meja, kadang-kadang juga dibuat rujak atau diambil ekstraknya untuk dibuat jus. Bunganya yang harum dapat untuk bahan parfum. Daun, bunga, buah dan bijinya dapat pula dimanfaatkan untuk mengobati sakit batuk, demam dan sakit perut.

5. Maja (Aegle marmelos)



Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
SuperDivisi:Spermatophyta(Menghasilkanbiji)
Divisi:Magnoliophyta(Tumbuhanberbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
SubKelas:Rosidae
Ordo:Sapindales
Famili:Rutaceae(sukujeruk-jerukan)
Genus:Aegle
Spesies: Aegle marmelos (L.) Corr

Deskripsi
Maja (Aegle marmelos) tumbuh dalam bentuk pohon keras, berumur panjang (perenial) dengan tinggi 10 - 15 m. Akar tunggang Batang berkayu (lignosus), berbentuk silindris, batang tua kadang melintir satu sama lain, berwarna coklat kotor, permukaan kasar. Percabangan banyak. Daun tunggal, tersusun berseling (alternate), warna hijau, bentuk bulat telur, panjang ± 7,5 cm, lebar ± 4,8 cm, ujung dan pangkal meruncing (acuminatus), tepi kadang bergerigi tumpul (crenatus), susunan pertulangan menyirip (pinnate), meluruh pada musim kemarau. Bunga majemuk, kelopak berbentuk bintang (stellatus). Buah bulat agak lonjong, panjang 5 - 12 cm.
Kegunaan
• Aroma dan warna perasan buah maja mudah berubah karena itu buah maja biasanya dimakan segar setelah matang. Buahnya yang masih muda bisa dimanfaatkan sebagai bahan pengawet.
• Buah maja biasanya dimakan segar. Selain dikonsumsi buahnya, beberapa bagian tumbuhan ini dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Bagian itu seperti daun maja yang mempunyai khasiat sebagai obat kudis, akar dan kulit pohon berkhasiat sebagai obat sakit usus dan daging buahnya berkhasiat sebagai obat disentri.

Daerah penyebaran
Tumbuhan ini terdapat di Asia Selatan dan Asia Tenggara termasuk Indonesia. Tumbuh di dataran rendah hingga ketinggian ± 500 m dpl. Pohon maja mampu tumbuh di lahan basah seperti rawa-rawa maupun di lahan kering dan ekstrim.

Contoh spesies-spesies dari famili Rutaceae

2.1 Ciri-ciri family:
Suku jeruk-jerukan termasuk ke dalam tanaman berkayu yang selalu hijau dimana ukurannya sangat bervariasi mulai dari ukuran kecil, sedang, dan pohon besar. Tanaman ini tingginya dapat mencapai enam meter dan distribusinya tersebar di daerah beriklim tropis dan subtropis. Tanaman ini mempunyai akar tunggang dan akar lateral yang kuat dan dalamnya dapat bersimbiosis dengan jamur mikoriza, terutama dalam penyerapan unsur fosfat.
Daun jeruk secara keseluruhan memilki panjang 4-15 cm. Bentuk daun sangat bervariasi mulai dari bentuk daun yang elips hingga bulat, panjang atau pendeknya petiolus, bentuk sayap pada petiolus, dan bentuk tepi daun. Bentuk daun yang bervariasi dapat digunakan sebagai tanda spesifik pada jeruk. Variasi yang digunakan sebagai contoh yaitu petiolus pendek (jeruk manis dan jeruk pamelo), petiolus panjang (jeruk purut), dan tanpa petiolus (jeruk siem dan jeruk keprok). Daun jeruk memilki aroma spesifik karena mengandung minyak atsiri. Adanya aroma spesifik daun dapat juga digunakan sebagai pembeda. Aroma spesifik contohnya pada daun jeruk limau dimana aromanya sangat berbeda dibandingkan daun jeruk manis dan jeruk keprok. Minyak atsiri pada daun jeruk terdiri dari banyak sekali metabolit sekunder contohnya pada daun jeruk nipis yang mengandung sinerfin, H-methyltyramine, flavonoid, ponsirin, herperidine, rhoifolin, naringin, limonene, dan linalool. Bunga jeruk merupakan bunga tunggal, dengan mahkota bunga berwarna putih. Termasuk bunga hermafrodit dimana terdapat putik dan benang sari. Simetris bunga bervariasi dapat berupa aktinomorf atau zigomorf. Bunga pada jeruk memiliki benang sari yang banyak. Jumlah lingkaran benang sari sama dengan jumlah lingkaran mahkota bunga. Kepala sari menghadap ke dalam beruang dua, dan membuka dengan celah membujur. Bakal buah pada jeruk letaknya superus dengan banyak ruang. Aroma bunga harum sehingga menarik lebah. Tanaman dapat berbunga sepanjang tahun apabila kondisi ekoseistemnya memenuhi persyaratan perbungaan. Pada umumnya jeruk berbunga setelah mengalami musim kering tiga sampai empat bulan, yakni bulan oktober sampai desember.
Buah jeruk termasuk variasi buah buni. Kulit buahnya memiliki tiga lapisan.Lapisan luar disebut flavedo, yang mula-mula berwarna hijau tetapi bila buah masak warnanya berubah menjadi kuning atau jingga dimana mengandung banyak minyak atsiri. Lapisan tengah disebut albedo, yang bersifat seperti spons terdiri atas jaringan bunga karang yang biasanya berwarna putih. Lapisan dalamnya bersekat sehingga membentuk ruang dalam ruangnya terdapat gelembung-gelembung yang berisi air dan bijinya terdapat bebas diantara gelembung-gelembung ini.
2. Daerah persebaran
Suku jeruk-jerukan atau famili rutaceae tumbuh di daerah tropis dan sub tropis. Masing-masing spesies dari famili ini juga dibudidayakan,karena manfaat dari masing-masing spesies cukup banyak. Salah satunya menyembuhkan berbagai macam penyakit seperti amandel,influenza,menurunkan kolesterol dll.
Macam-macam spesies dari famili Rutaceae yang ada di NTT
1. Jeruk Keprok

Klasifikasi

Kingdom: Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi: Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rutales
Famili : Rutaseae
Genus : Citrus
Spesies : Citrus nobilis Lour.


Deskripsi
Tinggi tanaman sekitar 3,5 sampai 4 m. Bentuk tajuk kerucut terbalik dengan lebar 2,5 m. Bentuk batang bulat berlekuk tidak berduri dan berwarna cokelat. Tanaman jeruk keprok Garut memiliki bentuk daun lonjong bergelombang dan tepi bergerigi. Daun bagian atas berwarna hijau tua dan daun bagian bawah berwarna hijau muda mengkilat. Lebar daun 3,5 – 5 cm dan panjang daun 8 – 11 cm. Buah berbentuk bulat agak gepeng, bagian ujung menjorok ke dalam, dan bagian pangkal terdapat puting. Tebal kulit buah 3 – 5 mm, berpori-pori nyata serta berwarna hijau saat buah muda dan berwarna hijau kekuningan saat buah matang. Sementara itu, daging buah berwarna kuning atau orange dengan aroma buah harum khas keprok garut dan rasa yang manis segar (Keputusan Menteri Pertanian, 1999).
Daerah persebaran
Jeruk ini cocok ditanam didaratan tinggi antara 800-1200 meter diatas permukaan laut.
Jeruk keprok SoE pertama dikembangkan di desa Tobu, Kecamatan Molo Utara, Kabupaten TTS Provinsi NTT. Pengembangan selanjutnya di beberapa kabupaten yaitu TTS, TTU, Manggarai, Alor dan Kupang.
Manfaat
Jeruk keprok mempunyai manfaat untuk pertahanan tubuh, melawan penyakit kanker, memerangi infeksi firal, menurunkan tingkat kolesterol dan tekanan darah, dapat menguatkan dan memberikan gizi pada paru-paru, memperbaiki limpa, membantu menghentikan batuk dan mengeluarkan dahak. Selain itu juga bermanfaat untuk menghentikan pendarahan, memperkuat dan mengaktifkan permeabilitas kapiler darah, menurunkan suhu badan dan menenangkan pikiran serta membantu mematikan bakteri/jamur.
2.Jeruk Nipis



Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Rosidae
Ordo: Sapindales
Famili: Rutaceae (suku jeruk-jerukan)
Genus: Citrus
Spesies: Citrus aurantifolia (Christm.) Swing


Deskripsi
Jeruk nipis (Citrus aurantifolia) termasuk salah satu jenis citrus Geruk. Jeruk nipis termasuk jenis tumbuhan perdu yang banyak memiliki dahan dan ranting. Batang pohonnya berkayu ulet dan keras. Sedang permukaan kulit luarnya berwarna tua dan kusam. Tanaman jeruk nipis pada umur 2 1/2 tahun sudah mulai berbuah. Bunganya berukuran kecil-kecil berwama putih dan buahnya berbentuk bulat sebesar bola pingpong berwarna (kulit luar) hijau atau kekuning-kuningan. Buah jeruk nipis yang sudah tua rasanya asam. Tanaman jeruk umumnya menyukai tempat-tempat yang dapat memperoleh sinar matahari langsung. 1. Syarat Tumbuh a. Iklim Ketinggian tempat : 200 m – 1.300 m di atas permukaan laut Curah hujan tahunan : 1.000 mm – 1.500 mm/tahun Bulan basah (di atas 100 mm/bulan): 5 bulan – 12 bulan Bulan kering (di bawah 60 mm/bulan): 0 bulan – 6 bulan Suhu udara : 200 C – 300 C Kelembapan : sedang – tinggi Penyinaran : sedang b. Tanah Jenis : latosol, aluvial, andosol. Tekstur : lempung berpasir lempung dan lempung liat Drainase : baik Kedalaman air tanah : 40 cm – 170 cm dari permukaan tanah Kedalaman perakaran : di bawah 40 cm dari permukaan tanah Kemasaman (pH) : 4 – 9 Kesuburan : sedang – tinggi 2.
Jeruk Nipis bisa dimanfaatkan sebagai obat untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit seperti : Amandel, Malaria, Ambeien, Sesak Nafas, Influenza, Batuk; Sakit panas, Sembelit, Terlambat haid, perut mules saat haid; Disentri, Perut Mulas, Perut Mual, Lelah, Bau badan, Keriput wajah.



Daerah persebaran:
Jeruk nipis tumbuh pada ketinggian tempat 200 m – 1300 m di atas permukaan laut, curah hujan tahunan 1.000 mm – 1.500 mm/tahun, suhu udara 20oC – 30oC, kelembaban sedang-tinggi, penyinaran sedang
3Jeruk Purut

Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Sapindales
Famili : Rutaceae (suku jeruk-jerukan)
Genus : Citrus
Spesies : Citrus hystrix Dc

Deskripsi
Pohonnya rendah atau perdu, namun bila dibiarkan tumbuh alami dapat mencapai ketinggian 12 m. Batang yang tua berbentuk hijau tua, berbentuk bulat, polos, atau berbintik-bintik. Tata letak tajuk tanaman tidak beraturan dan cabang-cabangnya rapat. Dahan dan ranting-rantingnya bersudut tajam, berwarna hijau tua, berbintik-bintik, dan berduri di ketiak daun. Duri-durinya pendek, kaku, hitam, ujungnya coklat, dan panjangnya 0,2 cm – 1,0 cm.Letak daun Jeruk purut terpencar atau silih berganti dan bertangkai agak panjang serta bersayap lebar. Bentuk daun terbagi dua bulat telur, ujungnya tumpul, berbau sedap, mengkilap, dan berwarna hijau kekuning-kuningan.Tanaman Jeruk purut berbunga majemuk. Bernard T. (2005) menyebutkan daun Jeruk purut memiliki panjang 8-12 cm dan lebar 3-5 cm. Bunganya terletak di ketiak daun atau di ujung tangkai, tajuk bunga berjumlah 4-5 lembar, dan benang sari berjumlah 24 – 30 helai. Buah Jeruk purut berbentuk bulat sampai bundar, ukurannya kecil, kulit buah tidak rata, rasanya asam dan berbau sedap.

Kegunaan
Jeruk purut merupakan buah yang dikenal luas oleh masyarakat Indonesia, dan memiliki banyak kegunaan. Baik daun maupun buahnya banyak dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Bagian daun biasanya digunakan untuk mengatasi badan letih dan lelah sehabis sakit berat dan juga untuk penyedap masakan. Sedangkan kulit buah Jeruk purut digunakan sebagai obat bisul, panas dalam, radang kulit, radang payudara, kulit bersisik dan kulit mengelupas (Setiawan, 2000). Buah jeruk purut juga sering digunakan dalam pengobatan magik (Setiadi dan Parmin, 2007) juga untuk mengatasi influenza, badan terasa lelah, dan rambut kepala yang bau (mewangikan rambut) (Setiawan Dalimartha, 2005). Selain itu kulit buah jeruk purut digunakan untuk penyedap masakan, pembuatan kue dan dibuat manisan (Setiadi dan Parmin, 2004), dan sebagai stimultan (Setiawan Dalimartha, 2005).Efek farmakologik Jeruk purut diantaranya anti-spasmodik dan anti-septik (Arief Hariana,2007).

Daerah Asal dan Penyebaran
Nicolai Ivanovich,ahli botani Soviet , memastikan bahwa tanaman jeruk purut berasal dari kawasan Indo-Malaya yang mencangkup Indo-China , Malaysia, Indonesia, dan Filipina (Asia Tenggara).Penyebaran tanaman Jeruk purut ke berbagai negara di dunia telah berlangsung ratusan tahun yang lalu. Di Indonesia, tanaman Jeruk purut banyak ditanam di berbagai daerah, baik sebagai tanaman pengisi lahan kebun (tegalan) maupun di halaman rumah (Rahmat Rukmana, 2003).

4. Jeruk Besar




Klasifikasi

Kerajaan: Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Magnoliopsida

Ordo: Sapindales

Famili: Rutaceae

Genus: Citrus

Spesies: C. grandis




Deskripsi
Pohon, tinggi 5 - 15 m, percabangan rendah dan menyebar, berduri (dari hasil perbanyakan biji) atau tidak berduri (hasil perbanyakan vegetatif). Daun bundar telur sampai jorong, panjang 5 - 20 cm dan lebar 2 - 12 cm, terdapat bercak-bercak kelenjar minyak, pangkal membundar sampai agak menjantung, tepi rata sampai bergerigi, ujung runcing menumpul, tangkai daun bersayap melebar, sayap berbentuk jantung terbalik. Perbungaan aksiler, dengan satu atau beberapa bunga yang mengelompok. Bunga besar, pentamerus, berbulu; daun mahkota putih krem, benang sari 20 - 35. Buah hesperidium, agak bulat, bergaris tengah 10 - 30 cm, kuning kehijauan dengan bercak-bercak kelenjar yang padat, kulit tebal, bagian vesikula merah jingga, rasa manis, berbiji beberapa. Biji besar dan kekuningan.

Daerah penyebaran

Asal-usul Jeruk Besar belum dapat dipastikan. Ada yang menganggap berasal dari kawasan Malesia. Jeruk Besar telah tersebar sampai Indo-Cina, Cina bagian selatan dan bagian selatan Jepang dan kearah barat sampai India, Eropa dan Amerika tropik. Namun Jeruk Cikoneng ini daerah persebarannya sangat terbatas hanya di daerah Kabupaten Sumedang dan sekitarnya.

Manfaat tumbuhan

Jeruk Cikoneng mempunyai rasa yang khas dan manis. Buah jeruk ini selain dimakan segar sebagai buah meja, kadang-kadang juga dibuat rujak atau diambil ekstraknya untuk dibuat jus. Bunganya yang harum dapat untuk bahan parfum. Daun, bunga, buah dan bijinya dapat pula dimanfaatkan untuk mengobati sakit batuk, demam dan sakit perut.

5. Maja (Aegle marmelos)



Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
SuperDivisi:Spermatophyta(Menghasilkanbiji)
Divisi:Magnoliophyta(Tumbuhanberbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
SubKelas:Rosidae
Ordo:Sapindales
Famili:Rutaceae(sukujeruk-jerukan)
Genus:Aegle
Spesies: Aegle marmelos (L.) Corr

Deskripsi
Maja (Aegle marmelos) tumbuh dalam bentuk pohon keras, berumur panjang (perenial) dengan tinggi 10 - 15 m. Akar tunggang Batang berkayu (lignosus), berbentuk silindris, batang tua kadang melintir satu sama lain, berwarna coklat kotor, permukaan kasar. Percabangan banyak. Daun tunggal, tersusun berseling (alternate), warna hijau, bentuk bulat telur, panjang ± 7,5 cm, lebar ± 4,8 cm, ujung dan pangkal meruncing (acuminatus), tepi kadang bergerigi tumpul (crenatus), susunan pertulangan menyirip (pinnate), meluruh pada musim kemarau. Bunga majemuk, kelopak berbentuk bintang (stellatus). Buah bulat agak lonjong, panjang 5 - 12 cm.
Kegunaan
• Aroma dan warna perasan buah maja mudah berubah karena itu buah maja biasanya dimakan segar setelah matang. Buahnya yang masih muda bisa dimanfaatkan sebagai bahan pengawet.
• Buah maja biasanya dimakan segar. Selain dikonsumsi buahnya, beberapa bagian tumbuhan ini dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Bagian itu seperti daun maja yang mempunyai khasiat sebagai obat kudis, akar dan kulit pohon berkhasiat sebagai obat sakit usus dan daging buahnya berkhasiat sebagai obat disentri.

Daerah penyebaran
Tumbuhan ini terdapat di Asia Selatan dan Asia Tenggara termasuk Indonesia. Tumbuh di dataran rendah hingga ketinggian ± 500 m dpl. Pohon maja mampu tumbuh di lahan basah seperti rawa-rawa maupun di lahan kering dan ekstrim.

Minggu, 26 Februari 2012

Molusca


MOLLUSCA

Ada kurang dari 80.000 species yang termasuk kedalam filum ini. Molluska adalah golongan hewan yang bertubuh lunak tidak beruas dan tubuh dilindungi oleh satu atau lebih cangkang yang terbuat dari kapur (Kalsium karbonat). Cangkang ini dibentuk oleh lapisan dinding tubuh yang disebut mantel. Tubuhnya tersusun dari tiga lapisan embrional yaitu ekstoderm, mesoderm dan endoderm. Hewan ini memiliki coelem yang sempit. Sebagian besar moluska hidup di laut tetapi banyak juga yang hidup di air tawar bahkan beberapa hidup di darat. Filum ini dibagi menjadi 5 kelas.
  1. Kelas Pelecypoda.
Kerang, tiram, simping termasuk dalam kelas ini. Hewan ini mempunyai dua buah cangkang yang melindungi tubuh (cangkang setangkup). Pelecypoda simetri billateral, tapi tidak dapat bergerak dengan cepat. Hewan ini bergerak dengan menjulur kan kaki otot yang besar melelui celah antara dua cangkang. Semua anggota kelas ini memperoleh makanan dengan menyaring makanan dari air yang masuk kedalam rongga mantel.
Pelecypoda dapat dimakan. Mutiara dihasilkan oleh species tertentu. Yang merugikan adalah teredo, yang dapat merusak dermaga dan perahu. Cangkang teredo dapat dipergunakan untuk mengebor bagian kayu yang terendam air laut.
  1. Kelas Gastropoda
Gastropoda merupakan kelas yang terbesar dari moluska. Siput dan siput tak bercanggkang termasuk dalam kelas ini. Siput bercanggkang tunggal dan spiral. Siput dewasa tidak menunjukan simetri bilateral tetapi larvanya simetri bilateral.
Gastropoda mempunyai lidah yang panjang dan sempit yang ditutupi deretan gigi kecil. Lidahnya disebut radula. Hewan ini mempunyai kepala dan dua pasang tentakel.
Pada ujung tentakel terdapat mata. Sebagian besar spesies gastropoda hidup di laut tetapi beberapa hidup di air tawar bahkan ada yang hidup di darat. Yang hidup di darat bernafas dengan paru-paru. Siput tak bercangkang dapat ditemukan di laut dan di darat. Warna siput darat sederhana namun siput tak bercangkang yang hidup di laut kebanyakan berwarna menyolok dan indah.
Beberapa jenis gastropoda dapat dimakan. Kebanyakan siput laut memakan pelecypoda. Bekecot termasuk gastropoda yang merugikan pertanian. Berberapa siput merupakan inang perantara bagi cacing.
  1. Kelas Cepalophoda
Yang termasuk kelas ini misalnya gurita, cumi-cumi, dan nautilus. Hewan ini mempunyai kepala yang besar dan bermata sangat tajam. Pada kepala terdapat tangan-tangan (delapan pada gurita dan sepuluh pada cumi-cumi) yang berguna untuk pergerakan dan mencari mangsa. Mata cephalophoda dapat melihat dan berfungsi seperti vertebrata. Hanya Nautilus lah yang bercangkang. Cangkang cumi-cumi kecil berupa lempengan yang melekat pada mantel sedangkan gurita tidak bercangkang.
Cephalophoda merupakan anggota dari muluska. Chephalophoda juga termasuk hewan terbesar dari semua invertebrata. Pernah ditemukan gurita sepanjang 28 kaki dan cumi-cumi sepanjang 50 kaki. Cumi-cumi dapat bergerak sangat cepat dengan cara menyemprotkan air dari bawah mantelnya. Bila dalam bahaya cumi-cumi melarikan diri sambil menyemprotkan tinta berwarna hitam bersama-sama dengan air yang digunakan untuk bergerak dan cairan ini akan menghambat lawan. Gurita dan cumi-cumi dapat dimakan.
  1. Kelas Scaphopoda
Scaphopoda merupakan kelas terkecil dari moluska. Hewan ini mempunyai kebiasaan membenamkan diri di pasir pantai.
  1. Kelas Amphineura
Contoh hewan yang termasuk kelas ini adalah Chilton dan Neopilina. Chilton mirip siput tak bercangkang hidup di daerah pantai cangkangnya terdiri dari bebarapa (biasanya delapan lempengan yang tersusun secara tumpang tindih). Meskipun kelihatannya beruas-ruas tetapi organ dalamnya tidak.
Neopilina disebut fosil hidup karena sebelum ditemukan pada tahun 1957 hewan ini dianggap sudah punah sejak jutaan tahun yang lalu. Moluska ini sangat menarik perhatian karena di samping memiliki sifat-sifat moluska bagian dalamnya beruas-ruas. Karena susunan yang beruas-ruas seperti Annelida dianggap bahwa annelida-annelida dan moluska mempunyai kerabat yang dekat.

Mollusca
Hewan yang tergolong filum mollusca memiliki tubuh lunak. Hewan ini dapat di temukan di kebun terutama pada musim penghujan.
Kata Mollusca artinya lunak. Sehingga semua hewan yang tergolong filum ini memiliki tubuh lunak. Umumnya hewan yang tergolong dalam filum ini memiliki cangkang, namun ada juga yang tidak memiliki cangkang. Cangkang filum hewan ini terbuat dari zat kapur. Umumnya cangkang pada hewan ini terdapat di luar tubuh.

Filum mollusca dibagi menjadi 5 kelas yaitu: Kelas Ambhineura, Bivalvia, Gastropoda, Scaphopoda dan Cephalopoda.
1. Kelas Ambhineura
Kelas ini hidup melekat di dasar perairan laut, tubuhnya pipihm tidak ditemukan bagian kepala dan memiliki punggung yang dilindungi cangkang. Conthonya: Chilton.
Salutan Pencernaan makanan: terdiri atas mulut yang dilengapi dengan lidh parut, yaitu lidah dengan gigi tersusun dari zat kitin. Lidah ini disebut radula. Dari mulut, saluran pencernaan masuk ke lambung(ventrikulus), usus(intestium), dan anus.

Sistem peredaran darah: dipompa menuju insang melalui aorta dan sinus. Hewan ini memiliki dua ginjal untuk membuang zat sisa.
Ambhineura dapat dikelompokan menjadi dua ordo yaitu:
a. Ordo Polyplacophora, Contohnya Chilton, Chaetopleura apiculata, banyak di jumpai di laut.
b. Ordo Aplacophora, bentunknya seperti cacing, tidak bercangkang. Contohnya Neomenia carimata.

2. Kelas Gastropoda
Gastropoda nerasal dari kata gaster dan podos. Gaster artinya perutm dan podos artinya kaki. Hewan ini bergerak dengan menggunakan “perutnya”. Gastropoda hidup di darat, air tawar, dan air lau. Tubuhnya memiliki cangkang yang memelintir.
a. Struktur dan fungsi tubuh Gastropoda.
Perut yang di gunakan untuk berjalan memiliki otot, disebut “kaki”. Kaki bagian depan memiliki kelenjar untuk menghasilkan lender guna mempermudah gerakan. Jika hewan ini berlalu, Nampak adanya bekas dari lendirnya yang mengering.
Kepala terletak di depan mata terdapat sepasang tentakel panjang dan sepasang tentakel pendek(sungut). Pada tentakel panjang terdapat bintik mata. Alat ini tidak disebut mata, karena hanya berfungsi untuk membedakan gelap dan terang dan bukan mata yang memiliki struktur seperti mata manusia. Tentakel pendek berfungsi sebagai indera perapa dan pembau.
usus(intestinum)
àlambung(ventikulus)àkerongkongan(esophagus)àSistem pencernaan: dimulai dari mulut bagian depan
Gastropoda bernafas menggunakan lapisan mantel yang berubah fungsi menjadi “paru-paru” yang berfungsi sebagai tempat pertukaran gas.

b. Reproduksi
Gastropoda bersifat hemadrofit tetapi melakukan perkawinan silang. Artinya, hjewan ini melakukan perkawinan denan hewan lain, bukan dengan dirinya sendiri, sel telur spermatozoa dihasilkan oleh satu alat tubuh(organ) yaitu ovotestes. Jadi, ovarium(penghasil ovum) dan testes(penghasil sperma) menjadi satu.

3. Kelas Scaphopoda

Scaphopoda memiliki cangkang, berbentuk silinder yang kedua ujungnya terbuka. Hidupnya di laut dan terpendam di dalam pasir atau lumpur. Conothnya: Dentalium vulgare.
Disebut dentalium karena cangkang cangkangnya menyerupai gigi-gigi(dentis). Apabila kalian berjalan di pantai perlu hati hati karena cangkangnya tajam dan dapat melukai kaki.

Panjang tubuhnya biasanya 2,5-5cm. Ada yang hanya 4mm, tapi ada pula yang panjangnya 25cm. Sirkulasi air untuk pernafasan di gerakan oleh kaki dan silia. Pertukaran gas terjadi di mantel.
4. Kelas Bivalvia
Contoh Bivalvia: kerang yang hidup di laut, dan remis yang hidup di air tawar. Hewan ini memiliki dua cangkang yang setangkup atau disebut bivalvia. Kedua cangkang diikat dengan jjaringan ikat atau ligamentum yang bekerja sebagai engsel, fungsinya seperti engsel pintu. Di permukaan luar cangkan terdapat garis pertumbuhan melengkung yan dapat di gunakan untuk menentukan umur kerang.
cangkang tersusun atas periokarstrakum, [rismatik, dan nakreas.
a. Periostrakum
Merupakan lapisan terluar, tipis, terdiri dari zat tanduk.
b. Prismatik
Merupakan lapisan tengah yang tersusun atas kalsium karbonat.
c.Nakreas
Merupakan lapisan terdalam yang mengkilat, yang disebyt pula sebagai lapisan mutiara.

Kaki hewan ini berbentuk seperti kapak pipih.
contoh kerang
1. Ostrea(tiram yang enak di makan, hidup di laut)
2.Panope generosa (kerang raksasa)
3.Pecten(Kerang dara)
4.Melagrina(Kerang mutiara)
5.Anonta(Kijingm hidup di air tawar)
6.Corbicula(remis)

5. Kelas Cephalopoda
Disebut Cephalopoda (cephal =kepada, podos=kaki) Karena hewan ini menggunakan kepala sebagai alat geraknya.

Cephalopoda dapat dibedakan menjadi dua ordo yaitu Tentrabranchiata dan Dibranchiata.
a. Tetrabranchiata
Ordo ini memiliki jumlah spesies yang besar, beberapa di antaranya telah punah dan menjadi fosil. Contohnya adalah Nautilus yang hidup di Pasifik dari Lautan Indonesia. Ordo ini mempunyai cangkang luar, dua pasang insang dan dua pasang nefridium

b. Dibranchiata
Ordo ini memiliki cangkang dalam atau tidak sama sekali, memiliki kantong tint, sepasang insang,
nefridium dan kremafoda(sel-sel berpigmen, yang dapat berubah ubah warnanya)
Ordo ini dibedakan menjadi:
1)subordo Decapoda (berkaki sepuluh) missal Loligo (cumi-cumi) dan sepia(ikan sotong)
2) Subordo Octopoda (berkaki delapan) misalya Octopus(gurita), Argonanta argo.

Peranan Mollusca bagi manusia
1. Menghasilkan daging yang mengandung protein. Misalnya: Keong, Bekicot, Cumi-Cumi.
2. Tiram mutiara(Margaritifrera) menghasilkan mutiara yang merupakan bahan perhiasan yang mahal
harganya.
3. Beberapa mollusca juga merupakan hama misalnya keong mas, yang banyak merusak pada
tanaman padi.

Arthrophoda
Arthrophoda berasal dari kata Antros yang berarti sendi dan Podos yang berarti kaki. Arthrophoda memiliki rangka luar (eksoskeleton) yang berupa kutikula yang terdiri dari protokutikula yang tebal dan terdapat bagian dalam, serta epikutikula yang tipis dan terdapat di bagian luar.
Berdasarkan pebedaan bagian tubuhnya, Arthrophoda dibagi menjadi 4 kelas yaitu:

1. Kelas Crustacea (kelas udang)
2. Kelas Arachnoidea (kelas labah-labah)
3. Kelas Myriapoda (kelas berkaki banyak)
4. Kelas Hexapoda/Insecta (Kelas serangga)
Perbedaan kelas-kelas Anthropoda
Bagian Tubuh Hexapoda Crustacea Arachoidea Myriapoda
Tubuh Ada kepala, dada dari badan belakang(abdomen. Kepala dan dada menjadi satu kesatuan(sefalotraks) dan bedan belakang Kepala dari dada menjadi satu kesatuan sefalotoraks dan badan belakang, Hanya memiliki kepala dan badan belakang yang memanjang.
Kaki 3 pasang bagian
dada.. di setiap ruas dada satu pasang.. badan belakang tidak berkaki Hampir setiap ruas tubuhnya memiliki sepasang kaki. Di kepala dada terdapat kaki jalan. Mempunyai 4 pasang kaki di kepala dada. Badan belakang tak berkaki. Hampir setiap ruas tumbuhnya berkaki.

Sayap
Sepasang sayap di bagian dada.
Tidak bersayap.
Tidak bersayap.
Tidak bersayap..
Kepala Jelas terlihat. Menjadi Satu dengan dada. Menjadi satu dengan dada. Jelas terlihat.
Dada Jelas terlihat. Menjadi satu dengan kepala. Menjadi satu dengan dada. Jelas terlihat.
Respirasi Trakea Insang Paru-paru buku Trakea.

1. Kelas Crutacea
Crutacea atau kelas udang mempunyai anggota yang sebagian besar hidup di air. Hanya sedikit yang hidup di darat. Contoh Crutacea adalah udang, kepiting, dan yuyu.

a. Struktur dan fungsi Tubuh
1) Kepala-dada Safalotraks: kepala dada yang menyatu
2)Badan Belakang (abdomen):Di setiap ruas belakang terdapat kaki renang
3)Sistem Pencernaan dan system pengeluaran (Ekskresi): system pencernaan makanan berupa saluran yang dimulai dari mulut bagian depan.
4)Sistem Saraf dan Indera: Sistem saraf Crutacea merupakan susunan saraf tangga tali.
5)Sistem Pernafasan dan Sistem Sirkulasi: Oksigen berdifusi dari air masuk ke pembuluh darah insang.
6)Sistem Reproduksi:Crutasia bersifat diesis(ada jantan dan ada betina) ridak ada yang hermadrofit

b. KLasifikasi Crutacea
Crutacea dibagi menjadi dua subkelas yaitu
1) Subkelas Entomostracxa (udang-udangan rendah)
Contoh: zooplankton
2)Subkelas Malacostraca(udang-udangan besar)
contoh: udang windu, udang galah, udang air tawar.

2. Kelas Arachoeida
a. Struktur dan fungsi tubuh Arachoeida
Tubuh terbagi atas kepala dada(sefalotraks) dan badan belakang (abdomen)
Terdapat dua alat mulut yaitu
1) Alat sengat (chelicerae=kelisera) bentuknya meruncing dan ujungnya berlubang sebagai jalan keluarnya racun. Jika alat ini di gunakan, racun di keluarkan, maka mangsanya akan lumpuh.
2)Alat capit (pedipalpus) berbentuk seperti gunting dan berfungsi untuk memegang mangsa.

b. Klasifikasi Arachoeida
Arachoeida dibagi menjadi 3 ordo yaitu
1) Ordo Scorpionidae
2)Ordo Archnida
3)Ordo Acarina

3. Kelas Myriapoda
a. Struktur dan fungsi tubuh Myriapoda.
tubuh tersusun atas kepala(caput) dan badan belakang atau perut(abdomen) yang panjang. TIdak memiliki dada.
b. Klasifikasi Myriapoda
1) Ordo Diplopoda
2) Ordo Chilopoda

4 Kelas Hexapoda atau Insecta
Struktur tubuh
1) Kepala
2) Dada(toraks)
3)Perut (abdomen)
4)Sistem Respirasi
5)Sistem Transportasi
6)sistem Eksresi
7) Sistem Pencernaan
8) Sistem saraf dan Indera
9) Metamorfosis
a)metamorphosis tak sempurna
b) Metamorfosis sempurna
b. Klasifikasi Insecta
1)Subkelas Apterygota
2)Subkelas Pterygota
a. Ordo odonata
b.Ordo Orthopeta
c. Ordo Isoptera (Laron)
d. Ordo Hemipetra
e. Ordo Homopetera
f. Ordo Coleoptera(kepik air)
g. Ordo Lepidoptera
h. Ordo Diptera
i. Ordo siphonoptera
j. Ordo Hymenoptera

Echinodermata
1. Struktur dan fungsi tubuh Echino dermata
a.) sistem Pencernaan Makanan
echino dewrmata mempunyai posisi “”terbalik” karena mulutnya terdapat di bwah dan anusnya terdapat di atas, di tengah tengah tubuhnya.

b. Sistem Gerak menggunakan sistem Amburakal
Echinodermata mengunakan prinsip kerja sistem hidrolik untuk pergerakan tubuhnya. Untuk itu hewan ini mempunyai sistem saluran air. Cara bergerak: Air dipompakan ke kaki ambulakral, muncul tekanan hidrolik, mengakibatkan tubuh amburakal menjulur ke luar.

c. Sistem pernafasan
Hewan ini bernafas dengan menggunakan insang kulit, yaitu penonjolan dinding rongga tubuh (selom) yang tipis. Tonjolan ini di lindungi oleh silia dan pediselaria.

d. Sistem Saraf
Pusat sistem saraf berupa cincin saraf yang mengelilingi mulut. Dari cincin saraf keluar lima barang saraf radial menuju ke lengan echinodermata
e. Sistem Reproduksi
Echinodermata memiliki jenis kelamin terpisah (Berumah dua=diesis). Ada yang jantan dan betina. Fertilisasi terjadi di dalam air, di luar tubuh. Zigot berkembang menjadi larva bersilia yang disebut bipinnaria.

2. Klasifikasi Echinodermata
a. Kelas Asteroidea: Berbentuk seperti bintang
b. Kelas Ophiuroidea: memiliki lengan yang lebih panjang dari kelas Asteroida.
c. Kelas Crinodea: Sekilas, bentuknya mirip tumbuhan. Memiliki tangkai yang melekat pada bebatuan
d. Kelas EchinoideaL: sesuai namanya, binatang ini tersusun atas zat kapur. Duri ada yang pendek seperti duri durian, ada pula yang panjang-panjang/
e. Kelas Holothuroidea: Tubuhnya tidak berduri, namun susunan tubuhnya memiliki susunan lima empat. Bentuk tubuhnya seperti mentimun laut.

3. Peranan Echinodermata Bagi Kehidupan Manusia
a. Echinodermata yang menguntungkan: BIntang laut sebagai hiasan
b. Echinodermata yang merugikan: beberapa bintang laut memakan kerang mutiara.

Chordata
Ciri-Ciri Chordata:
1. Memiliki korda dorsalis
2. Memiliki Batang saraf dorsal
3. Memiliki celah insang.

Berdasarkan alat gerak, sub-filum vertebrata dibedakan atas 2 kelompok yaitu Pisces ( ikan) dan Tetrapoda (tetra=empat podos=kaki).
Kelompok Pisces terdiri atas:
a. Kelas Agnatha, yaitu ikan yang tidak memiliki rahang. Contoh: Ikan Lamprey
b.Kelas Condrichtytes, ikan bertulang rawan. Contoh: ikan hiu, ikan pari.
c.Kelas Osteichthyes yaitu ikan bertulang keras. Contoh: Gurami, lele, bandeng.

Kelompok tetrapoda dibedakan atas 4 kelas sebagai berikut.
a. Kelas Ambhibia, cirinya adalah fase larva, habitatnya di air sedangkan fase dewasanta di darat.
b. Kelas Reptilia, Cirinya: tubuh dilindungi oleh sisik yang tersusun atas zat tanduk.
c. Kelas Aves, cirinya tubuhnya dilindungi oleh bulu. Contoh: Merpati, ayam, kakatua
d. Kelas mamalia, cirinya tubuhnya dilindungi oleh rambut dan memiliki kelenjar susu. Contoh sapi, mencit, marmut, dan manusia



Filum Mollusca
Mollusca berasal dari bahasa latin yaitu molluscus yang artinya lunak. Jadi Filum Mollusca adalah kelompok hewan invretebrata yang memiliki tubuh lunak. Tubuh lunaknya itu dilindungi oleh cangkang, meskipun ada juga yang tidak bercangkang. Mollusca yang sudah tidak asing lagi bagi kita adalah siput. Siput merupakan salah satu Mollusca yang teramsuk ke dalam kelas gastropoda. yaitu berjalan dengan menggunakan perutnya.


Ciri-ciri Mollusca:
  1. Merupakan hewan multiselular yang tidak mempunyai tulang belakang.
  2. Habitatnya di ait maupun darat
  3. Merupakan hewan triploblastik selomata.
  4. Struktur tubuhnya simetri bilateral.
  5. Tubuh terdiri dari kaki, massa viseral, dan mantel.
  6. Memiliki sistem syaraf berupa cincin syaraf
  7. Organ ekskresi berupa nefridia
  8. Memiliki radula (lidah bergigi)
  9. Hidup secara heterotrof
  10. Reproduksi secara seksual
Ciri tubuh Mollusca
Molusca terdiri dari tiga bagian utama yaitu:
  1. Kaki
    Kaki merupakan perpanjangan/penjuluran dari bagian Ventral tubuh yang berotot. Kaki berfungsi untuk bergerak. Pada sebagian mollusca kaki telah termodifikasi menjadi tentakel yang berfungsi untuk menangkap mangsa.
  2. Massa Viseral
    Massa viseral adalah bagian tubuh yang lunak dari mollusca. Di dalam massa viseral terdapat organ-organ seperti organ pencernaan, ekskresi, dan reproduksi. Massa viseral dilindungi oleh mantel.
  3. Mantel
    Mantel adalah jaringan tebal yang melindungi massa viseral. Mantel membentuk suatu rongga yang disebut rongga mantel. Di dalam rongga mantel berisi cairan. Cairan tersebut adalah tempat lubang insang, lubang ekskresi dan anus.
Sitem syaraf Mollusca terdiri dari cincin syaraf. Sistem syaraf ini mengelilingi esofagus dengan serabut saraf yang menyebar. Sistem pencernaan mollusca sudah terbilang lengkap terdiri dari mulut, esofagus, lambung, usus, dan anus. Mollusca juga memiliki lidah bergerigi yang berfungsi untuk melumatkan makanan. Lidah bergerigi itu disebut radula.
Mollusca yang hidup di air bernafas dengan insang yang berada pada rongga mantel.
Cara hidup Mollusca
Mollusca hidup secara heterotrof dengan memakan organisme lain. Misalnya ganggan, ikan, ataupun mollusca lainnya.
Habitat Mollusca
Mollusca hidup di air maupun di darat. Mollusca yang hidup di air contohnya sotong dan gurita. Sedangkan yang hidup di darat contohnya Siput.
Reproduksi Mollusca
Mollusca bereproduksi secara seksual. pada umumnya organ reproduksi jantan dan betina pada umumnya terpisah pada individu lain (gonokoris). Namun, meski begitu jenis siput tertentu ada yang bersifat Hermafrodit. Fertilisasi dilakukan secara internal ataupun eksternal sehingga menghasilkan telur. Telur tersebut berkembang menjadi larva dan pada akhirnya akan menjadi mollusca dewasa.
Klasifikasi Mollusca
Berdasarkan bentuk, kedudukan kaki, cangkang, mantel, dan sistem syarafnya, Filum Mollusa terbagi menjadi lima kelas yaitu:


1.      Polyplacophora

·  http://www.animalpicturesarchive.com/animal/PIX/Chiton.jpg
Polyplacophora merupakan satu dari lima kelas dalam filum mollusca. Polyplacophora memiliki bentuk bulat telur, pipih, dan simetri bilateral. Mulut terletak di bagian anterior tetapi tidak berkembang dengan baik. Sedangkan anusnya berada di bagian posterior. Polyplacophora tidak memiliki tentakel dan mata. contoh : Chiton sp.
2.      SCAPOPODA


Hewan jenis ini pada umumnya bercangkang seperti kerucut atau tanduk. Di kedua ujung cangkang berlubang. Scapopoda biasa hidup di air. contoh: Dentalium vulgare.










PHYLUM MOLLUSCA

Mollusca (dalam bahasa latin, molluscus = lunak) merupakan hewan yang bertubuh lunak.Tubuhnya lunak dilindungi oleh cangkang, meskipun ada juga yang tidak bercangkang.Hewan ini tergolong triploblastik selomata.
Ciri tubuh
Ciri tubuh Mollusca meliputi ukuran, bentuk, struktur, dan fungsi tubuh.

Ukuran dan bentuk tubuh
Ukuran dan bentuk mollusca sangat bervariasi.Misalnya siput yang panjangnya hanya beberapa milimeter dengan bentuk bulat telur.Namun ada yang dengan bentuk torpedo bersayap yang panjangnya lebih dari 18 m seperti cum-cumi raksasa.

Struktur dan fungsi tubuh
Tubuh mollusca terdiri dari tiga bagian utama :
Kaki merupakan penjulur bagian ventral tubuhnya yang berotot.Kaki berfungsi untuk bergerak merayap atau menggali.Pada beberapa molluska kakinya ada yang termodifikasi menjadi tentakel yang berfungsi untuk menangkap mangsa.
Massa viseral adalah bagian tubuh mollusca yang lunak.Massa viseral merupakan kumpulansebagaian besar organ tubuh seperti pencernaan, ekskresi, dan reproduksi.
Mantel membentuk rongga mantel yang berisi cairan.Cairan tersebut merupakan lubang insang, lubang ekskresi, dan anus.Selain itu, mantel dapat mensekresikan bahan penyusun cangkang pada mollusca bercangkang.

Sistem saraf mollusca terdiri dari cincin saraf yang nengelilingi esofagus dengan serabut saraf yang melebar.Sistem pencernaan mollusca lengkap terdiri dari mulut, esofagus, lambung, usus, dan anus.Ada pula yang memiliki rahang dan lidah pada mollusca tertentu.Lidah bergigi yang melengkung kebelakang disebut radula.Radula berfungsi untuk melumat makanan.Mollusca yang hidup di air bernapas dengan insang.Sedangkan yang hidup di darat tidak memiliki insang.Pertukaran udara mollusca dilakukan di rongga mantel berpembuluh darah yang berfungsi sebagai paru-paru.Organ ekskresinya berupa seoasang nefridia yang berperan sebagai ginjal.
Cara hidup dan habitat
Mollusca hidup secar heterotrof dengan memakan ganggang, udang, ikan ataupun sisa-sisa organisme.Habitatnya di air tawar, di laut dan didarat.Beberapa juga ada yang hidup sebagai parasit.

Reproduksi
Mollusca bereproduksi secara seksual dan masing-masing organ seksual saling terpisah pada individu lain.Fertilisasi dilakukan secara internal dan eksternal untuk menghasilkan telur.Telur berkembang menjadi larva dan berkembang lagi menjadi individu dewasa.


Klasifikasi
Mollusca merupakan filum terbesar dari kingdom animalia.Molluska dibedakan menurut tipe kaki, posisi kaki, dan tipe cangkang, yaitu Gastropoda, Pelecypoda, dan Cephalopoda.

Gastropoda
gastropoda
gastropoda
Gastropoda (dalam bahasa latin, gaster = perut, podos = kaki) adalah kelompok hewan yang menggunakan perut sebagai alat gerak atau kakinya.Misalnya, siput air (Lymnaea sp.), remis (Corbicula javanica), dan bekicot (Achatia fulica).Hewan ini memiliki ciri khas berkaki lebar dan pipih pada bagian ventrel tubuhnya.Gastropoda bergerak lambat menggunakan kakinya.
Gastropoda darat terdiri dari sepasang tentakel panjang dan sepasang tentakel pendek.Pada ujung tentakel panjang terdapat mata yang berfungsi untuk mengetahui gelap dan terang.Sedangkan pada tentakel pendek berfungsi sebagai alat peraba dan pembau.Gastropoda akuatik bernapas dengan insang, sedangkan Gastropoda darat bernapas menggunakan rongga mantel.

Pelecypoda

Pelecypoda diidentefikasikan sebagai kerang (Anadara sp.), tiram mutiara (Pinctada margaritifera dan Pinctada mertinsis), kerang raksasa (Tridacna sp.), dan kerang hijau (Mytilus viridis).
pelecypoda
Pelecypoda memiliki ciri khas, yaitu kaki berbentuk pipih seperti kapak.Kaki Pelecypoda dapat dijulurkan dan digunakan untuk melekat atau menggali pasir dan lumpur.Pelecypoda ada yang hidup menetap dan membenamkan diri di dasar perairan.Pelecypoda mampu melekat pada bebatuan, cangkang hewan lain, atau perahu karena mensekresikan zat perekat.
Pelecypoda memiliki dua buah cangkang pipih yang setangkup sehingga disebut juga Bivalvia.Kedua cangkang pada bagian tengah dorsal dihubungkan oleh jaringan ikat (ligamen) yang berfungsi seperti engsel untuk membuka dan menutup cangkang dengan cara mengencangkan dan mengendurkan otot.Cangkang tersusun dari lapisan periostrakum, prismatik, dan nakreas.Pada tiram mutiara, jika di antara mantel dan cangkangnya masuk benda asing seperti pasir, lama-kelamaan akan terbentuk mutiara.Mutiara terbentuk karena benda asing tersebut terbungkus oleh hasil sekresi palisan cangkang nakreas.Pelecypoda tidak memiliki kepala.Mulutnya terdapat pada rongga mantel, dilengkapi dengan labial palpus.
Pelecypoda tidak memiliki rahang atau radula.Maka makanannya berupa hewan kecil seperti protozoa, diatom, dan sejenis lainnya.Insang Pelecypoda berbentuk lembaran sehingga hewan ini disebut juga Lamellibranchiata (dalam bahasa latin, lamella = lembaran, branchia = insang).Lembaran insang dalam rongga mantel menyaring makanan dari air yang masuk kedalam rongga mantel melalui sifon (corong).Sistem saraf Pelecypoda terdiri dari tiga pasang ganglion yang saling berhubungan.Tiga ganglion tersebut adalah ganglion anterior, ganglion pedal, dan ganglion posterior.Reproduksi Pelecypoda terjadi secara seksual.Organ seksual terpisah pada masing-masing individu.Fertilisasi terjadi secara internal maupun eksternal.Pembuahan menghasilkan zigot yang kemudian akan menjadi larva.
Cephalopoda
cephalopodaCephalopoda (dalam bahasa latin, chepalo = kepala, podos = kaki) merupakan Mollusca yang memiliki kaki di kepala.Anggota Cephalopoda misalnya sotong (Sepia officinalis), cumi-cumi (loligo sp.), dan gurita (Octopus sp.)Hidup Cephalopoda seluruhnya di laut dengan merayap atau berenang di dasar laut.Makananya berupa kepiting atau invertebrata lainnya.Sebagai hewan pemangsa, hampir semua Cephalopoda bergerak cepat dengan berenang.Kebanyakan Cephalopoda memiliki organ pertahanan berupa kantong tinta.Kantong tinta berisikan cairan seperti tinta berwarna coklat atau hitam yang terletak di ventral tubuhnya.Tinta ini akan di keluarkan jika hewan ini merasa terancam dengan cara menyemburkannya.Cephalopoda memiliki kaki berupa tentakel yang berfungsi untuk menangkap mangsanya.Cephalopoda memiliki sistem saraf yang berpusat di kepalanya menyerupai otak.Untuk reproduksi hewan ini berlangsung secara seksual.Cephalopoda memiliki organ reproduksi berumah dua (dioseus).Pembuahan berlangsung secra internal dan menghasilkan telur.

Peran mollusca bagi manusia
Umumnya mollusca menguntungkan bagi manusia, namun ada pula yang merugikan.Peran mollusca yang menguntungkan adalah sebagai berikut :
-Sumber makanan berprotein tinggi, misalnya tiram batu (Aemaea sp.), kerang (Anadara sp.), kerang hijau (Mytilus viridis), Tridacna sp., sotong (Sepia sp.)
cumi-cumi (Loligo sp.), remis (Corbicula javanica), dan bekicot (Achatina fulica).
-Perhiasan, misalnya tiram mutiara (Pinctada margaritifera).
-Hiasan dan kancing, misalnya dari cangkang tiram batu, Nautilus, dan tiram mutiara.
-Bahan baku teraso, misalnya cangkang Tridacna sp.

Mollusca yang merugikan bagi manusia, misalnya bekicot dan keong sawah yang merupakan hama dari tanaman.
Siput air adalah perantara cacing Fasciola hepatica.